Cari Blog Ini

Minggu, 09 Oktober 2011

Voyage en Train

Le samedi 7 mai 2011
Perjalanan Kereta
Aku berangkat dari Jogja menuju Solo dengan kereta PRAMEKS  tepat pukul 10.30WIB, dengan menggondol novel petualangan milik si Cumi yang berjudul Tunnels aku semangat untuk naik kereta. Karena aku pikir buku ini akan membuatku betapa lamanya waktu perjalanan nanti (jarak tempuh Jogja-Solo adalah 1jam). dan Woww, surprise ketemu Oom2 bule ikut naik kereta juga. Tapi aku juga nggak mungkin ngajak mereka ngobrol, secara dari sependengaranku aku yakin mereka bukan bule inggris (emang kalau pun tuh bule dari Inggris trus ngomong pake bahasa inggris,aku bakalan ikut nimbrung mereka ngrumpi?? Yahh... maaf ya bukannya aku nggak mudheng bahasa inggris,tapi karena saking expert-nya  speak english aku jadi nggak enak kan ma orang2 disekitarku??ntar aku jadi pusat perhatian seantero kereta...hahahhaa) dan lebih tepatnya sepertinya mereka bukan saling berbicara tapi saling bekonsultasi masalah kumur-kumur.

“kamu tadi udah kumur-kumur belum?” tanya bule 1
“udah dong. Pake betadine malah. Lah kamu pake opo?” bule 2 sambil nyengir
“aku sebenernya tadi mau pake baygon. Tapi trus aku lihat ada botol super pel warna hijau nongkrong di dekat botol baygon.eh kok baunya lebih enak, ya udah aku pake itu aja! Hmm,jadi wangi kan napasku??!!” dan kedua bule pun tertawa lebar. (mungkin itulah yang mereka obrolkan jika di translate dalam bahasa indonesia yang salah dan benar). Kwkwkkwkwkwk :D
Ya salah mereka kan jika aku tidak bisa mentranslate dengan benar??.... mereka bicara seperti orang yang sedang berkumur. Bagaimana aku bisa memahami maksudnya??? hehehe. Jadi yah,,,jadi pendengar yang baik sajalah. Aku pun mulai mengedarkan pandangan kesuluruh pemandangan yang bisa dipandang diseputaran kereta. Mulai dari anak-anak, mas-mas, ibu-ibu, mbak-mbak, adik-adik, bapak-bapak sampai mbah-mbah tumpah ruwah lengkap berada di kereta yang mengangkut penumpang menuju kota Solo itu. Tidak ada yang menarik!! Ucapku dalam hati. Lalu akupun mengeluarkan senjata pamungkasku kalau sedang sendiri dan BT, taraaa.... perangkat MP4 pun siap untuk digunakan. Aku mulai memilih-milih lagu yang aku suka dan terpilihlah lagu milik Bruno Mars “marry you” sebagai tonggak kemunculan lagu-lagu berikutnya. Musik beat pun mengalun semangat di kedua kupingku, its a beautiful night  were looking for something dumb to do..... hey bruno I think I wanna marry you.... hehehehe,itulah lirik favoritku dalam lagu itu. Aku selalu berharap suatu saat nanti ada pangeran (meskipun ngga mirip2 ma abang Bruno) yang mengucapkan kata itu didepanku... Ooohh... betapa indahnya dunia saat masa itu tiba kelak??hahahayyyy, udah mulai menghayal niech!!! What ever... perjalananpun masih berlanjut...., ternyata hanya mendengarkan suara merdu Bruno Mars aja masih belum cukup membuatku feel better, jadi aku mengeluarkan jurus pamungkasku selanjutnya. Taraaa.... novel petualangan ‘Tunnels’ yang aku pinjam dari bray gua itu... (hohohoo...mangap ya ampe tulisan ini dibuat nopelnya belon ta balikin??!!! Peace..V..Kikikikkkk). Aku memang suka membaca dari dulu, tapi membaca novel petualangan sepeti ini??tidak seperti novel romantis atau lucu yang sering aku baca. Sumpah halaman demi halaman dari novel ini tidak bisa aku mengerti dengan baik kalau aku ngebacanya cuma sekilas2 aja, tentang terowongan,galian bawah tanah?barang2 jaman purbakala yang terpendam dalam tanah?kehidupan bawah tanah??dan bawah tanah lagi?? Apa-apaan novel ini... oke aku tahu maksud dan tujuannya adalah menceritakan sepasang ayah dan anak yang sangat menggilai kegiatan penggalian tanah untuk mencari sesuatu yang terpendam, dan lebih ekstrim lagi menggali dan terus menggali sampai ke perut bumi dan mengusai apa yang telah disia-siakan oleh sebagian besar manusia,tentu saja,,,, (manusia membangun rumah,perkantoran,pertokoan dan apapun diatas tanah dan bukan dibawah tanah). Tapi yahhh,,, novel fiksi khayalan sang penulis dari inggris ini memang mungkin kurang bisa masuk diakal manusia waras tapi justru cerita yang kurang nalar inilah yang membuat ceritanya sangat hidup, meskipun butuh imajinasi yang luar biasa dari pembacanya (mungkin disinilah letak perbedaan novel karya anak bangsa dengan karya bukan anak bangsa, di indonesia cukup banyak novel best seller yang ceritanya bagus dan pesan moralnya juga bagus (tentang CINTA), tapi lebih banyak lagi novel teenlit untuk para remaja yang bagus juga... tapi kebanyakan jalan ceritanya juga monoton meskipun harus diakui juga bahasa,latar dan alur yang digunakan berbeda dan bagus tapi bukannya kebanyakan ceritanya begini? Seorang cewek secara fisik cantik,pintar,baik,tajir,semuanya oke...pada akhir cerita dia pasti dapet cowok yang super oke juga. Trus cerita lain cewek miskin,cupu,dan gak oke bangetlah eh tiba2 ada kejadian apa gitu trus dia di make over jadi super cantik dan dapetlah cowok super oke lagi di akhir cerita?) lalu pada intinya apa? Hmmm...menurut analisis ku ini, kebanyakan orang kita sangat menjunjung tinggi CINTA,jadi entah itu novel atau lebih parah sinetron (yang jalan ceritanya selalu diputar-putar sampai penontonnya pada kabur-kecuali ibu2-) semuanya berisi CINTA dan HARTA yang mengakibatkan orang kita banyak juga berkhayal tentang kehidupan super indah dan berakhir happy ending di akhir cerita seperti apa yang telah disuguhkan selama ini.  Dan efeknya pun berbeda...ketika setelah aku membaca novel teenlit yang berisikan CINTA dan HARTA waktu itu aku jadi membayangkan betapa indah dan sempurnanya dunia ini dan banyaknya kebetulan yang membawa keberuntungan bertebaran di jagad dunia ini, dan kadang2 aku berharap suatu saat secara tidak sengaja aku bertabrakan dengan seseorang yang lalu kami saling terpana dan selanjutnya2.... yaahhh,you know lah... seperti yang di cerita2 itu.. hehehehe. Tapi efek yang ditimbulkan setelah membaca ‘Tunnels’ ini aku jadi berimajinasi tantang banyak hal yang lebih ilmiah (bukan cinta ilmiah) dan sensasi itu sangat menantang rasanya seperti kita berada dalam alur cerita dan membawa kita ikut dalam petualangan2 berikutnya... (Jujur, dulu aku nggak begitu suka cerita petualangan2 kayak begini... tapi kenapa sekarang?? Wahh, aku rasa aku tahu orang yang telah mengkontaminasiku... hmmmm, Bray???Tanggung Jawab Lo!!!!! :-C) dan akibat lainnya adalah aku jadi sedikit tahu ternyata tanah memiliki banyak manfaat, banyak hal yang tidak kita ketahui terpendam dalam tanah, tanah adalah rumah terakhir kita nanti, dan tentang koloni yang mendiami gua bawah tanah??oke, mungkin itu pengetahuan tambahan lainnya yang mungkin suatu saat nanti bisa aku teliti kebenarannya!!!! J
Kembali lagi ke gerbong PRAMEKS dimana aku berada saat itu. Membaca novel yang membuat otakku terus bekerja, berpikir dan berimajinasi ternyata penat juga. Aku menutup ‘Tunnels’ untuk sesaat, lalu meneliti kembali wajah-wajah disekelilingku... dan ternyata sudah semakin berjubal (kenapa aku baru sadar y?). banyak wajah-wajah asing yang tentu saja tidak aku kenal... aku tersenyum sendiri menyadari bahwa di Negara Indonesia raya merdeka ini penduduknya sangat banyak, juga yang membutuhkan transportasi yang layak dan nyaman. Tapi ini? Untuk jurusan Jogja-Solo yang tidak begitu jauh jaraknya dan keretanya juga tidak cuma sekali berangkat dalam sehari saja, berjubelnya seperti ini... belum lagi kereta yang mengarah ke barat, jurusan jakarta misalnya. Wow... sangat menakjubkan bukan sistem transportasi murah (kereta ekonomi) di Indonesia ini. Mungkin yang akhir2 ini update berita dalam negeri pasti mendengar juga berita tentang salah satu stasiun di Jakarta yang diserang oleh massa yang geram karena merasa dipersulit atau di halang2i untuk naik kereta, sebenarnya petugas berniat baik untuk mau menertibkan penumpang (memasang semprot warna di sekitaran stasiun) agar tidak sampai nongkrong di atap gerbong karena itu sangat berbahaya. Tapi penumpang mana juga yang mau nongkrong di atap kereta jika masih ada kursi yang tersisa?? Jadi intinya juga apa? Sistem transportasi dan pengamanannya harus diperbaiki kan...(kita saja bisa paham...apalagi orang2 yang duduk dikantor2 negara sana ya? Pasti lebih tahu kan, lah wong mereka lebih pintar dari kita J). Tapi yahh... aku juga paham sih untuk merombak total juga tidak mungkin. Jadi ya memang sudah susah dari sononya... tapi bukan berarti juga nggak bisa di perbaiki. Buktinya, negara tetangga yang selalu bersengketa dengan kita, dulunya lebih kurang maju daripada negara kita... sekarang sudah berubah menjadi negara yang bisa kita lihat sendiri seperti apa. Apa mungkin benar kata orang kalau Indonesia dari berbagai sisi sebenarnya belum siap untuk menjadi negara maju?? Oohh... jangan2...jangan sampai.... aku dan kita semua pasti juga ingin negara tercinta kita ini dipandang dengan dua mata oleh negara2 lain. Ayooo... semangat!!!jangan menyerah pada keadaan pemuda2!!!bakar semangatmu sampai ke akar2nya!!!  J BTW2.... ngapa jadi mikir n ngebahas negara ini ya??sok berurusan deh.....hohoho. Udah berasa kayak Bung Tomo di masa2 perjuangan dulu. Hehehhehehe, kebawa suasana n esmosi cuy...... agagagagaggaggzzzz. Oke kembali ke cerita, setelah bola mataku berkeliling kesana dan kemari lalu kesana lagi, tatapanku terhenti pada sesosok pria yang tidak bisa aku tebak juga umurnya kira2 berapa... yang jelas belum nyampe 30thn. Dia duduk tepat di seberangku, sama seperti aku dia juga sedang mendengarkan musik dari Blackberrynya (yang ini tidak sama). Tapi dia ekstrim banget dengerin musiknya, atau menghayati banget?? Entahlah apa sebutannya, tapi dia sampe nyanyi2 lumayan kenceng n ngangguk2 tapi sambil merem gitu jadi mungkin karena itulah dia nggak sadar kalau banyak pasang mata mengarah pada dirinya. Oohh.. saat itu aku hanya ingin bilang padanya “ Mas... gayamu keren banget kayak Giring Nidji. Besok kalau naik kereta lagi bawa sound system aja sekalian biar kita semua disini bisa ajep2 ala Giring kayak Masnya” J hohohoooho....  peace Mas....
Setelah cukup dapat hiburan berupa goyangan kepala mas2 di seberangku itu, aku kembali berkutat dengan novel ‘Tunnels’ yang masih bertengger di pangkuanku. Aku sudah sampai pada halaman 45 (gila, perasaan udah baca dari sebelum kereta berangkat ampe udah hampir mau sampai...nih kok masih belum apa2...kebanyakan berimajinasinya kali nihL), aku melanjutkan imajinasi tentang gua bawah tanah yang tertunda... membaca dan terus membaca sampai aku mulai merasa setengah2 ngantuk. Lalu jurus penumpas kejenuhan yang ketiga pun aku keluarkan, tarraaa...... satu glontor biskuit coklat favoritku dan sebotol pulpy tropical. Mulutku pun mulai beraktivitas, menemani mataku yang menelusuri huruf demi huruf yang bertebaran di setiap halaman novel ini. Rasa kantuk dan bosan yang mulai menjalar pun sedikit demi sedikit menghilang, aku mulai berimajinasi lagi sekarang, dalam imajinasiku aku membayangkan aku ikut menenani Will menggaruk2 tanah dengan skop untuk mencapai sisi lebih dalam lagi,bahkan aku juga merasa seperti wajahku ikut2 belepotan dengan tanah.hohohoo.benar2 konyol!! Ditengah-tengah keasyikan membaca,berkelana di dunia bawah tanah dan mengemil... tiba2 aku merasa ada sesuatu yang berat bercokol di pundakku. Lalu aku pun menoleh ke sebelah kananku,dan “ Huuuwwwaaaaaaaaaaaa” apa-apaan ini?? Setelah aku mengetahuinya, ternyata yang sedang bercokol santai di pundak menawanku adalah ‘sebuah kepala’ bayangkan... kepala mas2 yang duduk disebelahku yang tentu tidak aku kenal siapakah dia...tiba2 dengan santainya bersandar di pundakku... aku??seorang cewek??di sandarin kepala seorang cowok??yang menumpukan berat kepala dan sebagian berat badannya ke orang lain dengan santainya?? Akupun lalu sadar bahwa tuh manusia disebelahku sedang ketiduran (enak banget ya Mas??dapet bantal gratis di kereta yang penuh sesak...bahu seorang cewek manis nan jomblo pula.hmmm... manteppp benerrr. Enak banget dah Mas hidup lo!!). Akupun bingung harus bagaimana, membangunkannya kah?atau tiba2 dengan sengaja menggeser pundakku??-biar di nyusruk-nyusruk dahh sekalian.....- tapi sejahat-jahatnya aku sama semut, aku juga nggak bisa setega itu sama anak manusia. Makanya aku masih mendiamkannya untuk kemudian aku berpikir bagaimana biar orang ini sadar bahwa dia itu sangat beraaaattt dan bergeleyot di pundak mungilku dengan tanpa beban dosa...huft L. Dan bagusnya, saat aku masih memikirkan cara yang tidak menyinggungnya tiba2 keretanya sedikit bergoyang dan semua penumpang kereta setengah nyusruk ke depan. Akhirnya... Mas itupun terkaget dan terbangun... “udah bangun lo mas? enak ya tidurnya barusan? jelas tidur nyenyak sih ya.secara... dapat sandaran grateess...!!!!” ingin sekali aku bilang seperti itu pada manusia disampingku ini. Tapi lagi2 sisi baik kemanusiaanku buru2 menolak ide diatas, jadi aku hanya melihat kearahnya sekilas lalu kembali lagi pada tulisan2 Gordon Roderick dan Brian Williams. Entah sadar atau tidak dia telah tertidur di pundakku, tapi aku melihat sekilas dia senyum2 padaku sambil meraup2 mukanya dengan telapak tangan kanannya. Hmmm... emang dia pikir aku peduli??makanya besok2 lagi kalau naik kereta itu bawa bantal n kasur sekalian mas. Setelah insiden itupun aku tidak lagi menoleh2 ke arahnya, malah waktu ada kesempatan dan kebetulan ibu2 yang duduk disamping kiriku turun di stasiun berikutnya, aku langsung memutuskan untuk bergeser secepat mungkin dan lalu aku mempersilahkan seorang ibu2 yang lain untuk duduk di tempatku. Hahahaha... tidur lagi aja sana Mas, trus ntar nyandarnya sama si Ibu2 ini. Aku merasa cukup senang bisa pindah walaupun 15 menit lagi akan sampai di stasiun Solo balapan, seenggaknya masih ada cukup waktu membayangkan mas yang tadi tidur di pundak ibu2 ini. Ibu ini hanya diam, tapi tetap merasa risih dan nggak enak seperti aku tadi, lalu tiba2 kereta bergoyang atau paling parah ibu itu bergeser tiba2 dan mas itu terbangun lalu sadar bahwa dia sudah menyandari pundak seorang emak2 yang juga sedang membawa cukup banyak barang di pangkuannya. Betapa menyesal dan merasa nggak enaknya dia di samping ibu itu... ahahahaha... udah gitu kalo ditambah ternyata tu ibu2 galak. Mampus beneran lo mas.... wkwkwkwkwk- ngakak - :D
            Sesampainya di stasiun Solo balapan pun aku langsung turun dan menuju tempat pembelian tiket untuk membeli tiket kereta lagi dengan tujuan semarang. Jam besar yang tertempel erat di dinding stasiun menunjukkan pukul 11.45 WIB. Sebelum mengantri, aku melihat2 jadwal keberangkatan kereta untuk mencari kereta yang entah aku lupa namanya tetapi yang jelas kereta itulah yang bisa membawaku sampai ke kota semarang, karena kereta ini hanya beroperasi satu kali dalam sehari. Sayang aku masih belum berhasil juga menemukan nama kereta itu, jadi aku memutuskan untuk langsung mengantri saja. Pengantri didepanku beli tiket kereta ke Jogja, di depannya lagi juga, di depannya lagi juga sama. Lalu aku melihat kertas yang di tempel disisi loket “PRAMEKS 12.30”, maksudnya adalah loket itu menjual tiket PRAMEKS?? Oke, aku akui... ini sudah kesekian kalinya aku ke stasiun dan naik kereta kemana-mana... tapi jangan juga salahkan aku kalau aku masih merasa bingung atau lebih tepatnya dibingungkan oleh situasi seperti ini. Sesampainya di barisan kedua dari depan loket, aku memutuskan untuk mundur dan keluar dari area antrian. Aku kembali mengelilingi sisi stasiun, berusaha untuk menemukan kereta Pandan Wangi –nama yang baru aku ingat 2 detik setelahnya-. Dan akhirnya....Tuhan benar2 menunjukkan hidayah dan inayahnya... aku menemukan tulisannya, tulisan yang bertuliskan kurang lebih seperti ini :
Nama kereta
Stasiun tujuan
Berangkat dari Solo
Sampai Semarang
Pandan wangi
Poncol-Semarang
12.45 WIB
15.45

Greaaatt,,,!!! Papan pengumuman yang tingginya se-aku ini kenapa baru bisa terlihat oleh kedua bola mataku sekarang?? Hmmm,,, aku yakin mataku masih baik2 saja, justru aku jadi menaruh curiga pada bapak2 satpam stasiun yang kebetulan berdiri disamping poster pengumuman itu, jangan2 dia sudah tahu apa yang aku cari kemudian dengan tampang2 jail  dia buru2 mengantongi poster pengumuman itu disaat aku merasa kebingungan. Lalu ketika dia melihat aku berjalan mondar-mandir menelusuri setiap papan pengumuman, dia tertawa lebar dibelakangku sambil menata2 kumis tebalnya. Dan ketika dia melihat aku sudah mengantri tiket (mungkin dia pikir aku sudah menyerah dan bermaksud kembali ke kota Gudeg), dia mengeluarkan isi kantongnya dan lalu memejangnya kembali dengan rapi seperti sedia kala. Hohoho,,,tetapi sayangnya dia tidak memperhatikan aksi gesitku untuk melenggang dari barisan antrian dan kembali menyisir jejak2 pengumuman... wattcchhaaaww,I GOT IT!!!! Hahahaaha... jadi mungkin karena itulah dia memandangiku dengan ekspresi bingung ketika aku berhasil berdiri didepan poster pengumuman dan mendapatkan informasi yang aku cari. Hmmhh.. bapak pikir saya akan menyerah begitu saja hah?!!! Tapi sekarang pertanyaannya adalah :
·         Emang bapak itu kenal sama aku?
·         Emang darimana bapak itu bisa tahu aku darimana dan mau kemana??
·         Emang poster pengumuman itu muat di kantongi ama dia???-oke,mungkin dia emang besar.tapi kan dimana2 ukuran kantong ya segitu2 semua-
·         Apa urusannya pula tuh bapak2 ngurusin aku????-mau mondar-mandir di stasiun ampe malem demi mencari seonggok poster pengumuman juga bukan masalah kan buat dia-
Hehehehe...apapun pokoknya aku tetap menaruh curiga padanya. Abis papan pengumuman segede itu nggak mungkin kan lolos begitu saja dari sapuan pandanganku...-membela diri sendiri disaat tidak ada yang membela adalah pelajaran penting!!!- Oke, jam sudah menunjukkan pukul 12.05 WIB. Aku kembali mengantri tiket, untungnya tidak terlalu panjang. Aku sudah hampir berada dibibir loket lagi ketika aku tersadar bahwa belum ada seorang pengantripun yang membeli tiket ke Semarang. Lalu sekonyong-konyong aku kembali mundur dari antrian dan mempersilahkan bapak2 dibelakangku untuk maju (baik banget kan aku???ting...tiring...triing). Stop mengatai saia bodoh,dasar,norak,katrok,dan sekawannya karena kejadian ini!!!! Aku nggak merasa bingung dan kayak orang linglung sama sekali, aku hanya merasa ragu dan berpikir bahwa mbak yang jaga loket sudah sangat sibuk melayani pembeli jadi aku merasa kasihan untuk menambah bebannya dengan bertanya padanya. Atau bapak satpam yang tadi ngumpetin poster pengumuman?TIDAK. pasca bapak itu menatap aku dengan pandangan heran,bingung,aneh dan terkejut. Aku tidak mau lagi berurusan dengannya. Hmmmmhhh,,,,tidak. Tanpa bertanya sana-sini pun sebenarnya aku sudah tahu,hanya saja aku sedikit berpura-pura untuk tidak tahu. Yahhh,,,biar cerita ini semakin menarik tentu saja. Hohohoho...-sekali lagi saia tekankan, bahwa membela diri sendiri ketika dalam situasi terdesak itu adalah sangat sangat penting sekali!!!- J Ok... calm down... lalu aku kembali melihat situasi, kanan dan kiri, depan dan belakang, pandanganku berpendar bagai sinar bulan ke segala arah. Mengikuti setiap langkah santai dan tergopoh-gopoh, setiap gerakan pelan dan cepat, hingga aku menemukan serombongan ibu2 dengan satu nenek2 dan 4 anak2 berjalan beriringan dengan membuat sedikit kegaduhan kecil di stasiun yang aku pikir adalah ibu2 teman seperjalananku ini. Lamat2 aku mendengarkan percakapan mereka yang kurang lebih seperti ini ;
“ ki keretone mangkat jam piro tho?” tanya seorang ibu berjilbab merah.
“ emboh, tapi yo paling ra nganti jam siji” jawab seorang ibu lagi dengan jilbab kuning.
“ eh eh, bocah2 kae lho... ngopo podho nang kono kae lho...heh ayo....” panggil seorang ibu yang berbaju hijau tua pada segerombolan anak2 yang bersama mereka.
“ Tin, ojo lali lho ngomong nang mbak’e pesen tiket nang semarang..” pesan nenek pada seorang ibu2 yang berjilbab kuning.
“ iyo lah Mak, lak ameh nang Semarang ki yo ngomonge tuku tiket kereto sing nang Semarang. ra mungkin tujuan purwokerto tho...!” jawab si ibu yang mungkin adalah anak si nenek, dengan agak sedikit gusar.
“ Tut, ki bocah2 yo di tukokne tiket sisan lho!” si nenek berpesan lagi pada si ibu yang berjilbab merah.
“ lah nyapo?? Ra usah, wong cah cilik2 wae... mengko kan iso di pangku...” protes ibu berbaju hijau.
“ lah koe ki lak di kandhani og, wes tho tukokne wae... masio cilik2 lak yo akeh. Wong yo melu numpak og, tiket siji ngono kanggo cah papat kan yo ra po2 tho. Mengko lak di periksa nang kono kan yo penak “ omel si nenek pada ibu berbaju hijau yang masih berdiri di urutan antrean nomor 2 dari depan.
“ wes tho... tukok’ke wae lah. Manut wae...” bisik ibu dengan jilbab kuning kepada ibu berbaju hijau. Dan akhirnya ibu berbaju hijau itupun menurut dan membeli 5 tiket untuk tujuan Semarang. hohohoo,,, kawan2ku sekalian yang saya sayangi.... ternyata adalah apa? Loket untuk kereta Pandan wangi yang sedang aku tunggu memang ditutup dan semua penjualan tiket entah mau ke Jogja,Madiun atau Semarang di satukan di loket yang sama yaitu loket tiket PRAMEKS. Wedewww,,,, terus kenapa aku tadi sampe membatalkan mengantri sampe 2 kali??? Ohh...ternyata benar kata pepatah *malu bertanya sesat di jalan*... oh tapi tidak,aku bukannya malu untuk bertanya...oke??? aku hanya... berpura2 tidak tahu, jadi sebenarnya aku sudah tahu tentang ini bahkan dari sebelum aku berangkat dari Jogja. Jadi yaahhh...  never mind...;D (benar kan kataku?? Membela diri sendiri memang senjata yang paling ampuh dalam situasi mendesak seperti ini. Agar muka kita tetap terpasang pada tempatnya) J hehe.
Akhirnya... dengan senyum2 ala miss Univers pasca jatuh dari catwalk, aku kembali menapaki jajaran barisan antrian tiket dan menduduki posisi paling belakang. Oh Pandan Wangi.... wangimu sepertinya benar2 memabukkan sampai aku agak2 keliungan seperti ini. L.
            Setelah masuk kedalam stasiun aku langsung menuju toilet, untuk sekedar berkaca, menata rambut yang sudah mulai mengucel dan memupuri wajahku dengan bedak baby yang selalu aku pakai dan aku bawa kemanapun aku pergi. Menurutku bedak baby itu sangat lembut dikulit dan tidak berbahaya untuk kulit wajah kita, tidak mengandung mercury atau bahan lain yang membahayakan kulit kita dan selain itu bedak baby juga membuat kulit kita nampak awet muda dan halus seperti pantat bayi...(udah mirip mbak2 SPG bedak baby beluuummm???) egegegeeegggzzz.... LOL. Btw2, lagi asik2nya berdandan di depan wastafel, tiba2 ada yang teriak2 memanggil2 “mbak....mbak... mbaaakk” seperti itu, dari dalam salah satu kamar mandi. Teriakan pertama aku cuekin, teriakan kedua mulai mengganggu tapi masih aku cuekin, teriakan ketiga aku mulai curiga... walaupun aku merasa masih ‘adek2’ tapi aku manut aja lah di panggil ‘mbak’ dan akupun merespon.
“ ya.... ada apa ya mbak?” jawabku agak bingung.
“ oh mbak, bisa minta tolong ambilin air? Air disini mati nih...” sahutnya dari dalam
“ hah?air? tapi pake apa ya? Trus gimana caranya nih?” jawabku agak2 oneng emang. Habis aku tidak melihat sesuatu yang bisa digunakan sebagai wadah berkeliaran di sekitar toilet.
“ haduh, gunain apa kek gitu mbak... mbak ada ember kan??” omelnya kemudian. (Heloooowwwww.... ember? ada sih ada...tapi ngapain juga aku bepergian bawa2 ember segala??) “ mbaak, bisa agak cepet nggak??” teriaknya lagi. Oke fine, aku mengerti sekarang, jadi mbak yang kehabisan air itu menganggap aku ini mbak2 cleaning service (CS) toilet. Makanya nanya2 ember segala... hmmm,udah dandan2 begini masiiih aja disangka CS. Huft... tapi baiklah, aku tahu kok aku ini orangnya baik jadi aku akan menolongmu mbak....!!!
“ ya mbak,tunggu sebentar...” teriakku dan lalu akupun mulai beraksi. Pertama aku mencari si mbak2 CS yang seharusnya berada di sekitar toilet, tapi aku tidak menemukannya. Aku sudah mau berbalik ketika tiba2 tanpa sengaja aku melihat seonggok ember berwarna hitam yang ukurannya tidak bisa dibilang besar ataupun sedang mungkin fungsinya buat ngepel tapi dalam keadaan begini fungsi ember tetaplah ember untuk menampung sesuatu. Langsung saja aku ambil ember itu dan kubawa masuk ke toilet, aku yakin bagaimanapun juga penampilan ember usang ini tapi inilah barang langka dan sangat berharga bagi mbak2 yang kehabisan air didalam kamar mandi itu.
“ udah belum mbaaakk??cepetan dikit dong...” teriak mbak yang didalam tak sabar, membuatku semakin geregetan juga jadinya.
“ iyaaa sebentar mbak.... ini lagi diisiin air...” jawabku setengah kesel. Setelah ember penuh air,akupun menyodorkannya lewat sekat setiap kamar mandi yang sengaja dibuat menggantung tinggi di atas lantai.
“ makasih ya mbak...” ucapnya.
“ iya sama2” jawabku pendek. Huft... gara2 jadi CS dadakan bedak baby yang baru aku keluarkan dari kotak harta karun belum sempat aku poleskan di wajah innocentku –kata orang sih begitu- hehehe. So, aku bediri lagi didepan wastafel dan memulai aktifitas yang sedari tadi ingin aku kerjakan, yaitu berdandan. Tidak berapa lama, mbak2 itu pun keluar dari kamar mandi dan mencuci tangannya disebelahku. Dia melihatku sekilas lalu menghadap kembali ke kaca.
“ eh iya, mbak tahu nggak tadi mbak yang jaga sini dimana?” tanyanya kemudian padaku.
“ oh, yang mana mbak ya?” aku sok2an peduli. Tapi tiba2 kemudian mbak2 berkostum cleaning service masuk dalam toilet dan bercelingak-celinguk mencari sesuatu.
“ loh, ember kok nang kene tho...” gerutu mbak CS sambil meraih ember hitam yang sudah menjadi senjatanya berhari-hari.
“ eh mbak,gimana sih itunya bisa macet? Tapi makasih tadi airnya ya mbak...”ucap mbak yang kehabisan air pada mbak CS
“ air?air apa ya mbak ya? Yang macet mana mbak?” mbak CS bingung
“ itu loh tadi saya di toilet ini tapi airnya mati nggak tahu macet apanya, trus mbak kan yang saya mintain tolong ambil air di ember?” jelas mbak yang kehabisan air sambil menunjuk kamar mandi yang telah dimasukinya tadi.
“ Loh... opone meneh tho iki sing rusak??...” ucap mbak CS sambil masuk ke kamar mandi dan memencet2 pelatuk pipet toilet. “tapi itu tadi bukan saya og mbak yang bawa ember kesini” sambungnya.
“ loh... trus mbak tadi?” kayaknya mbak yang kehabisan air bingung mampus hanya perkara ember nih. “siapa ya?” dia lalu menoleh kearahku yang sedari tadi memang cuek saja.
“ oh... yang bawa ember tadi?mungkin CS cadangan mbak” jawabku sekenanya.
“ CS??” mbaknya masih aja bingung soal ember dan air.
“ iya mbak CS, tadi sih aku liat cewek tinggi trus cantik gitu yang bawa2 ember. Sekarang sih udah pergi kayaknya” jawabku sambil berkemas.
“owh gitu ya??” sahutnya.
“iya, aku duluan ya mbak.” Salamku lalu segera cawww. Apa-apaan?? Tadi aja di dalem toilet udah teriak2...minta tolongnya nyuruh cepet2... pake acara setelahnya sok2an nyari orang yang seperti udah menolong dia ketika sudah hampir jatuh kedalam jurang yang berkedalaman 50.000kaki aja. Ooh... mbak tenang aja aku ikhlas kok menolongmu dan nggak akan menagihnya di alam baka nanti. J
           
            Setelah kejadian loket dan toilet aku sepertinya sudah merasa sangat yakin bahwa waktuku selanjutnya akan berjalan tanpa kesialan. Yahh... semoga... tapi jika kesialanku berakhir disini maka disini jugalah cerita ini akan wassalam. Tapi jika aku masih terus menulis hingga ke kalimat2 selanjutnya... berarti masih akan ada lagi kesialanku di hari perjalananku itu yang akan aku bagi dengan kalian. Apakah itu????
Waitssss.... sabar dong.... semua cerita ada alurnya cuy.... mulai dari awalan,klimaks, dan sampai ‘The End’. Jadi aku akan memulai dengan mengurutkan tragedi demi tragedi hinga nanti menemukan klimaks dan inti ceritanya. Trus klimaksnya mana???? Yahh... aku sadar sih I’m very bad in this case tapi aku ingin berusaha bercerita pada kalian dengan caraku dan aku harap kalian dapat mengerti dan memahami kata per kata dan kalimat per kalimat membingungkan yang aku tulis disini..... Okay....its begin J
Sekeluarnya aku dari toilet, aku langsung berjalan cepat menuju jalur 6 stasiun Solo balapan tempat dimana kereta Pandan wangi bertengger. Aku pun masuk dengan santai, disana sudah mulai banyak penumpang yang sudah siap dalam posisinya. Lalu aku juga menelusuri gerbong yang hanya sepanjang 2 gerbong itu untuk mencari posisi yang uenakk. Dan aku mendapatkannya, kursinya empuk dan mepet dengan jendela. Aku duduk dengan seorang gadis bocah yang masih menggunakan seragam pramuka SMA (ini adalah efek pertambahan usia, sehingga melihat dan menyebut setiap manusia disekelilingnya yang lebih muda sebagai bocah. Karena pada dasarnya semua manusia jauh dalam lubuk jiwanya masih saja ingin disebut muda atau remaja bahkan walaupun di usia yang sudah lanjut). Aku lalu ingat ketika aku masih mengenakan seragam seperti itu setiap hari jumat dan sabtu. Saat itu wajahku tentu masih sangat polos dan cubby, yahh setidaknya tidak seperti sekarang yang sudah agak mulai muncul banyak kerutan di seputaran mata dan dahi (kalau ini aku yakin adalah efek tugas dari semua dosen yang tak kunjung habis setiap harinya, yang membuat kedua alisku selalu bertaut setiap menemui bahwa ternyata tugas itu sangat sulit). Huft... memang susah hidup dijaman yang seperti ini...disaat kesenangan sudah mulai dikikis oleh kewajiban, dan ketenangan dikubur oleh kebingungan. Pokoknya sekarang aku benar2 merasakan bagaimana rasanya berjuang, memang tidak seperti pangeran Diponegoro,Pattimura,Cut nyak Dien, Kartini dan pahlawan2 masa lalu lainnya yang memperjuangkan kemerdekaan indonesia denagn tonggak pedang dan strategi perang. Tapi perjuanganku saat ini dan tentu mungkin sama dengan jutaan kawan2 yang merasa pemuda indonesia dan juga mahasiswa. Kami berjuang dengan tonggak sebatang pulpen dan strategi meraih nilai bagus dari guru atau dosen. Yap... itulah penjelasan perjuangan singkat para pelajar yang memperjuangkan pendidikannya. Tapi lebih jauh dari itu sangat berat sebenarnya,,, namun, bagaimanapun dan seberapapun beratnya tugas kita...bukan pemuda indonesia yang sejati dan  sebenarnya jika kita menyerah sebelum mencapai titik akhir. Betul tidak??? Hahahahaayyy, mantep dah ney jadi povokator... J!!!!
Hmmmm.... tuh kan jadi bahas kesana2 lagi???
Hehehehe,,, jangan mara2 kawan. Santai aja joe... berasa di pantai dengan angin sepoi2...!! J
First... aku memulai kebiasaan burukku yaitu mengamati orang2 di sekelilingku seperti yang sebelum2nya. Aku melihat tidak ada perbedaan yang menonjol dari penumpang di kereta yang sebelumnya tadi. jadi aku memutuskan untuk kembali memasang headset di kedua telingaku dan menyalakan lagu Jessi J <price tag>, lagunya enak banget bo.... pokonya buat kepala condong ke kanan dan kekiri dahh.... why everybody so obsessed,money can’t buy us happiness.... its not about the money2,we don’t need your money2, we just wanna make the world dance,forget about the price tag...... itu dia lirik yang aku suka dari lagu ini. Kenapa? Yah kita sendiri sadar seiring dengan perkembangan jaman,kebutuhan akan uang dan teknologi pun semakin meningkat. Akibatnya,seluruh orang didunia ini berlomba2 untuk mencari uang dan uang, bahkan mengagung2kan uang sebagai satu2nya barang yang bisa membuat dunia ini berkerlipan dengan emas bahkan cinta dan bahkan mungkin...suatu saat nanti jidat semua orang akan bercap-kan dollar -$- Hmmm.... semua orang punya jalan pikiran masing2 juga kan?? Jadi apapun dan bagaimanapun orang menilai sesuatu itu adalah hak mereka dan musisi hanya menggambarkan perasaan untuk bisa dinikmati oleh semua orang. Well... just it!!! <stop untuk terus meracau> L
Second action...Aku kembali mengeluarkan novel Tunnels yang sekarang sudah memasuki halaman 94, setidaknya sudah agak menipiskan jatah halaman belakang. Aku tersenyum puas melihat halaman2 yang telah aku tinggalkan, dan berlanjut ke petualangan berikutnya dan berikutnya. Beberapa halamanpun akhirnya telah berpindah dari sisi kanan ke sisi kiri, dan lagu2 yang telah terdaftar dalam playlist MP4 milikku pun bergema beruntutan sampai2 mulutku monyong2 dan mengomat-ngamitkan sesuatu yang tak jelas pelafalannya. Tetapi kemudian ada sesuatu menoel-noel lengan kananku dari arah samping, akupun menoleh ke arah samping dan ternyata ada sebentuk makhluk mungil dengan rambutnya yang keriting, aku hanya tersenyum pada anak kecil itu dan pada seorang mas2 -mungkin bapaknya- yang sedang mengawasinya dari dekat. Pada dasarnya aku adalah seorang wanita yang sangat menyukai anak2, tapi entah kenapa perasaan itu menguap entah kemana hari itu... aku merasa tidak menyukai anak itu secara tiba2 dan senyum manis yang aku pajang tadi hanyalah topeng palsu dari kejengkelanku (perasaan cuma di colek aja kan??? Memang LEBIH ini!!!). Untuk selanjutnya, pada colekan kedua –aku cuek-...colekan ketiga-aku masih cuek-...colekan keempat-aku tetap cuek-....hening...-aku mengira dia sudah tidak lagi disitu,lega-... eh,masih ada colekan kelima-agak dongkol,tapi masih cuek-.... eleehh, masih aja nyolek2-udah nggak bisa lagi cuek-. Dengan bergaya ala iklan shampo merang akupun menoleh dengan bergaya sadis....
“ karcisnya mbak...” ucap mas2 satpam kereta yang ternyata nyolek2in aku-bukan lagi bocah kecil ngegemesin-. Dengan ekspresi agak2 nggak enak gitu aku menyodorkan tiket pada bapak kondektur kereta yang sudah menunggu cukup lama untuk bisa melubangi tiketku sebagai tanda bahwa aku ini warga negara baik dengan menjadi penumpang legal. Hehehe... maaf ya paakk...kuping saya sedang budheg sementara ini...!!! J
Stasiun demi stasiun berikutnya dan berikutnya pun saling berpaut dan berlalu dari pandanganku. Aku sudah tidak begitu lagi memperhatikan manusia-manusia di sekelilingku,dalam hati aku hanya menghitung berapa lama lagi perjalananaku akan tiba di kota ketigaku -setelah kota Jember dan Jogja-. Novel, musik dan sebungkus permen karet cukup membuatku melayang cukup jauh dari jangkauan asap kereta sehingga aku melupakan hitungan jamku dan rencanaku untuk mengabari mbakku agar dia menjemputku tepat waktu.
            Tanpa aku sadari kereta mulai berjalan pelan dan semakin pelan, aku melihat ke sekitarku ternyata sudah cukup sepi, lalu aku melirik jam warna pink yang menempel manis di tangan kananku. Whaaatttt????:O udah jam 15.46?? dengan terkaget-kaget aku ,menengok tiket kereta yang masih aku kantongi untuk melihat jadwal kedatangan, dalam tiket tertulis angka ’15.45’. hah??sampai mana aku ini.... akhirnya akupun bertanya pada seorang ibu2 yang duduk disamping kananku dan dia bilang kami telah sampai di Stasiun tawang yang merupakan stasiun utama di Semarang. aku biasa turun di stasiun ini karena letaknya yang lebih dekat dengan rumah mbakku.
           
            Seturunnya dari kereta aku langsung menelfon mbakku untuk minta dijemput. Mbakku cukup kaget mendengar kedatanganku yang tiba2 dan tidak menelfon satu jam sebelumnya agar bisa di jemput tepat waktu. Karena mas iparku masih ada urusan, aku disuruh untuk menunggu disana lebih lama lagi. Aku bilang “oke ngga masalah” lalu aku tutup sambungan telefon kami. Aku menoleh kanan kiri mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan melanjutkan membaca. Aku menemukannya, aku pun langsung duduk dan memulai membaca lagi untuk membunuh waktu. Tanpa aku duga, kira dan bayangkan.... kejadian ini sungguh nyata dan terjadi. <<<Jadi kronologisnya seperti ini>>> Pada waktu aku sedang duduk santai dengan novel tebal dipangkuanku... tiba2 seorang Oom2 yang mungkin sedang kena panu,kudis,kurap dan ambeyen...__gatelnya minta ampun__,menyapaku.
“lagi apa dek??” tanyanya dengan muka2 pengen di garuk.
“oh, lagi baca Oom” jawabku pendek
“lagi baca buku apa?”tanyanya lagi dengan muka tambah pengen di garuk.
“novel aja” jawabku mencoba sedikit ramah.
“novel apa?kok bacanya disini?kenapa nggak di dalem aja?” uuhh, sumpah kalo ada garukkan sampah itu, udah aku garukin kemukanya.... abis jadi Oom gatel banget sih.
“eh, lagi nunggu jemputan Oom..” jawabku agak jengkel.
“jemputan? Emang darimana mau kemana? “
Uuuhhh... sumpah! jengkelin banged sih ni ompong satu... mau tahu urusan orang aja!
“dari jogja mau kesini” jawabku jutek. Ih, dia malah senyum2 menyebalkan.
“oh dari jogja? Jogja mana?”
Busyet.... apa sih maunya ni orang??!!! Minta di bacok bener kali ni ya...
“ya Jogja pokoknya” udah super males n niat pengen kabur. Tapi aku masih ingat sopan santun yang diajarkan orangtuaku meskipun orang ini sangat2 ingin minta di hajar.
“oh... trus namanya siapa?”
Oh My Gosh..... gatel amat sih nih tua bangka. Hidih.... jadi bergidik.
“Tini.” Jawabku sembari langsung berdiri dan bergegas ingin pergi.
“eh, tunggu dulu. Tadi namanya Tini ya?” tanyanya nggak percaya. Plis dehh Oom, kalo anda smart (Anda memang seharusnya nggak percaya) Tapi untuk kali ini saya ingin anda percaya!!!!
“boleh tahu nomor hapenya nggak? Kan nanti kalo saya ke Jogja kan bisa mampir” tambahnya sambil senyum2 nggak jelas sumpah.
“ Oh, maaf saya nggak punya hape Oom. Hilang di kereta tadi. Permisi” jawabku singkat lalu langsung --Au S’Cours....--_KABUR_!!!

            Sumpah.... pengalaman di goda Oom2 hidung belang seperti ini tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku (kalo ngga amnesia yaaa..). Mulai dari sinilah aku paham sekali maksud Richard Miles, si Bule ngehek yang bukunya telah sukses membuatku tertawa jungkir balik,muter2 sampai guling2.....!! Mulai dari sini jugalah, aku jadi super duper TRAUMAAAA... sama Oom2 berkumis tipis,berkalung emas, dan berbaju bunga2.....!!! hasimi...simi...simi..... najis tralala trilili....jungkir2 di kali.....ribuan kali dicium sapi....!!!!

Tidak ada komentar: